Tuesday, July 19, 2011

surat khabar tulisan tangan...!!!



Ketika banyak surat kabar gulung tikar diterjang media online, surat kabar The Musalman bertahan dengan caranya sendiri. Suratkhabar petang yang terbit di Chennai, Tamil Nadu, India, itu ditulis tangan.

Terbit empat halaman setiap hari, suratkhabar berbahasa Urdu itu berharga 21.000. Diperlukan waktu tiga jam bagi tiga "katib" reporter dan kaligrafer untuk menulis berita di setiap halaman sebelum diproses hingga menjadi suratkhabar yang siap dikirim ke pelanggan.

Jika ada breaking news, seluruh halaman itu harus ditulis ulang. Namun, kini mereka sudah menyediakan sebuah kolom kecil di halaman muka untuk berjaga-jaga apabila ada berita baru.

Lain lagi yang terjadi apabila ada kesalahan tulis. Satu halaman tersebut harus diganti dan ditulis ulang.

Dengan ditulis tangan, surat khabar ini sekaligus melestarikan tradisi kaligrafi rakyat India. Bagi Pemimpin Redaksi The Musalman Syed Arifullah, mempertahankan tradisi adalah urusan hidup atau mati.

"Kami mempertahankan tradisi ini selama 84 tahun dan setelah tahun ketiga tahun pertama memimpin suratkhabar ini, saya memutuskan untuk mendedikasikan hidup saya untuk Musalman," kata Arifullah yang memimpin surat khabar itu sejak ayahnya meninggal.

"The Musalman adalah tentang kaligrafi, dan setiap orang tertarik pada kaligrafi. Jika Anda menyalakan komputer, ada perbedaan antara kami dan suratkhabar lain. Kaligrafi adalah jantung Musalman. Jika Anda mengeluarkan jantung itu, tidak ada lagi yang tersisa," ujar Arifullah.

Surat khabar itu diterbitkan pertama kali pada 1927 oleh datuk Arifullah, Syed Azmatullah, yang kemudian mewariskannya kepada Syed Faizullah. Ayah Arifullah itu meninggal pada usia 76 tahun akibat infeksi paru-paru. Sejak itu Arifullah menjadi penanggung jawab surat khabar ini.

Bagi para pekerjanya, The Musalman menjadi simbol seni yang hampir punah. Dengan bekerja di sini mereka tidak hanya melestarikan tradisi kuno, tetapi juga bahasa Urdu.

Karyawan Musalman tergolong setia. Salah satu reporternya, Rehman Hussain, kini berusia 50 tahun dan sudah bekerja di situ selama lebih dari 30 tahun. "Kerana boleh berbahasa Urdu, kami dihormati. Dan saya akan bekerja bersama Musalman sampai nafas penghabisan," kata Hussain.

Pejabat The Musalman sangat sederhana, bahkan cukup tidak nyaman untuk bekerja. Pejabat itu suram kerana penerangan yang buruk. Suasananya juga bising kerana mesin cetak berada di pejabat yang sama.

Belum lagi gaji mereka yang sangat kecil. Suratkhabar itu hampir tidak menghasilkan laba kerana biaya produksi yang cukup tinggi. Namun, bagi para kaligrafer Musalman, bekerja di situ merupakan dedikasi.

"Kecintaan kami terhadap pekerjaan inilah yang membuat saya terikat kepada Musalman," kata Usman Gani, salah satu editor.

No comments:

Post a Comment